Rabu, 21 Januari 2015

Kisah Mangkuk yang Cantik, Madu yang Manis dan Sehelai Rambut
Kisah Mangkuk yang Cantik, Madu yang Manis dan Sehelai Rambut,- Rasulullah SAW dengan sahabat-sahabatnya Abu Bakar Ash Shiddiq r.a., Umar bin Khattab r.a., Utsman bin Affan r.a., dan ‘Ali bin Abi Thalib r.a. bertamu ke rumah Ali r.a. Di rumah Ali r.a. istrinya Fathimah Az Zahra r.ha. putri kesayangan Rasulullah SAW menghidangkan untuk mereka madu yang diletakkan di dalam sebuah mangkuk yang cantik, dan ketika semangkuk madu itu dihidangkan sehelai rambut ikut di dalam mangkuk itu. Baginda Rasulullah SAW kemudian meminta kesemua sahabatnya untuk membuat suatu perbandingan terhadap ketiga benda tersebut (Mangkuk yang cantik, madu yang manis, dan sehelai rambut).
Abu Bakar Ash Shiddiq r.a berkata, “iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut”.
Umar bin Khattab r.a berkata, “kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.
Utsman bin Affan r.a. berkata, “ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan ber’amal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.
Ali bin Abi Thalib r.a berkata, “tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumahnya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.
Fathimah Az Zahra r.ha. berkata, “seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yang tak pernah dilihat orang lain kecuali muhrimnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.
Rasulullah SAW berkata, “seorang yang mendapat taufiq untuk beramal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, beramal dengan amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat amal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.
Malaikat Jibril AS berkata, “menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri, harta, dan waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.
Allah SWT berfirman, ” Sorga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat sorga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju sorga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut”.

http://kisahislami.com/mangkuk-yang-cantik-madu-yang-manis-dan-sehelai-rambut/
Lelaki yang Ditiru Malaikat di Perang Badar


 Kita mengenal Ali bin Abi Thalib, Umar bib Khattab dan Khalid bin Walid sebagai para sahabat yang gagah berani.

Namun mungkin tidak banyak yang tahu, bahwa orang yang pertama kali menghunus pedang di jalan Allah adalah Zubair. Ya, sahabat yang pertama kali menghunus pedangnya untuk membela Islam ternyata UUmar. Bukan pula Khalid bin Walid sang Saifullah. Lelaki itu adalah Zubair bin Awwam.

Informasi ini diperolen dari Aurah dan Ibnu al-Musayyib. Keduanya berkata, "Laki-laki pertama yang menghunuskan pedangnya di jalan Allah adalah Zubair."

Peristiwa tersebut terjadi saat Rasulullah SAW diganggu. Dan, Zubair adalah sahabat yang pertama kali menghunuskan pedangnya kepada orang-orang yang mengganggu Nabi.

Dari Jabir bin Abdillah RA, suatu ketika Rasulullah SAW bersabda pada hari Perang Ahzab, "Siapa yang akan memerangi Bani Quraidhah?" Zubair menjawab, "Saya."

Beliau kembali bertanya, "Siapa yang akan memerangi Bani Quraidhah?"

Zubair kembali merespon, "Saya"

Lalu Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya setiap nabi memiliki hawari (teman-teman setia). Dan hawariku adalah Zubair."

Kemuliaan dan keberanian Zubair dalam membela Islam telah membuat malaikat Jibril tampil dengan fisik Zubair bin Awwam di Perang Badar.

Diriwiyatkan dari Aurah bin Zubair, dia berkata, "Hari itu Zubair mengenakan mantel kuning. Lalu Jibril turun dengan menyerupai Zubair. Di Perang Badar, Rasulullah menempatkan Zubair di sayap kanan pasukan. Lalu ada sosok Zubair mendekati Rasulullah. Beliau berkata kepadanya, "Perangilah mereka wahai Zubair!" Lalu orang itu menjawab, "Aku bukan Zubair." Akhirnya Rasulullah mengetahui bahwa itu adalah malaikat yang Allah turunkan dengan sosok Zubair untuk membantu kaum muslimin di Perang Badar. [ ] - See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2171262/lelaki-yang-ditiru-malaikat-di-perang-badar#sthash.yp2SNk0z.dpuf

Kisah wanita masuk neraka karena kucing
Alkisah ada seorang wanita yang dari golongan Himyariyah Israiliyah yang memiliki seekor kucing. Kucing itu dia masukkan ke dalam kandang dan menguncinya. Namun kucing tersebut tidak diberi makan oleh wanita tersebut, juga tidak pula ia lepaskan untuk mencari makan. Ini menunjukkan bahwa tabiat wanita tersebut sangat buruk. Ia dengan sengaja mengurung kucing tersebut dan tidak memberikannya makanan. Ia sengaja menyakiti kucing tersebut dengan mengurungnya sepanjang siang dan malam.
Kucing itu mengeong memelas meminta bantuan karena kelaparan dan kehausan, namun wanita tersebut bergeming tidak melepaskan kucing tersebut. Hatinya begitu keras tak menghiraukan erangan kucing yang kehausan dan kelaparan itu. Hingga akhirnya kucing tersebut mati mengenaskan di dalam kandang. Padahal jika memang benar si wanita ini ingin supaya kucing tersebut tetap di rumahnya, ia dapat memberi makan dan minum yang membuat kucing tersebut tetap hidup. Rasulullah mengajarkan kita untuk berbuat baik kepada sesama manusia dan semua makhluk Allah, termasuk di dalamnya kucing.
kisah wanita masuk neraka karena kucing – Dengan berbuat baik kepada hewan, kita dapat meraih pahala. Jika kita tidak ingin atau enggan memberi makan hewan tersebut, lebih baik kita melepaskannya dan membiarkannya bebas di bumi Allah yang luas. Hal ini supaya hewan tersebut mendapat makanan yang dapat membuatnya tetap hidup. Terlebih lagi Allah telah menjamin rizki setiap makhluk-Nya. Kejadian ini mencelakakan wanita itu hingga ia masuk ke neraka. Dalam sebuah hadits shahih Bukhari yang diriwayatkan oleh Asma binti Abu Bakar, Rasulullah bersabda”
“Lalu Neraka mendekat kepadaku sehingga aku berkata, ‘Ya Rabbi, aku bersama mereka?’ Aku melihat seorang wanita. Aku menyangka wanita itu diserang oleh seekor kucing. Aku bertanya, ‘Bagaimana ceritanya?’ Mereka berkata, ‘Dia menahannya sampai mati kelaparan. Dia tidak memberinya makan dan tidak pula membiarkannya mencari makan.” Nafi’ berkata, “Menurutku dia berkata, ‘Mencari makan dari serangga bumi.”
Hadits shahih dari Muslim dan Jabir juga meriwayatkan hal yang serupa. Dimana Rasulullah melihat surga dan neraka pada saat shalat gerhana. Ia melihat wanita tersebut diburu oleh kucing dan terdapat bekas cakaran tergores di wajah dan tubuhnya. Begitu meruginya manusia masuk neraka hanya karena seekor kucing. Maka dari itu sayangilah binatang, jika tidak bisa memeliharanya, jangan mengganggunya dan biarkanlah mereka menikmati bumi Allah yang luas.
Semoga setelah membaca kisah wanita masuk neraka karena kucing, kita semakin berhati hati dalam memperlakukan makluk Allah, bukan hanya kucing saja. Tapi memperlakukan baik seluruh makluk ciptaan Allah yang maha pemilik segalanya, agar kita tidak menanggung akibat yang buruk. Aamin.
Sumber: Hadits shahih riwayat bukhari (kumpulan cerita hadits)



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidZLuC4CZAijgMQMgdcfekMMyxAXPVrIUPx4OY5hIX7l29mydSH5O4nagcSbWHld6jZh7Lrwjd8ZvzVM7V3ICM0Dqnj-krouZu-jLg1LT2NBl5Sxr6OkStfkRzelLAbDtmev26VodoTLA/s200/Sayyid+Muhammad+4.jpg
Oleh Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki


Bertabarruk Dengan Darah Rasulullah SAW 

Kisah Abdullah bin Zubair meminum darah Rasulullah saw. Rwiayat dari Amir bin Abdullah bin Zubair ra, bahwa ayahnya pernah datang menemui Rasulullah saw yang saat itu sedang berbekam. Setelah selesai dari berbekamnya, beliau saw bersabda : “Hai Abdullah! Pergilah dan buanglah darah ini di tempat yang sepi yang sekiranya tidak seorang pun melihatmu”. Berangkatlah ia ke suatu tempat sepi dan ketika tidak tampak dari pandangan beliau saw, ia minum darah tersebut, lalu ia kembali menemui beliau. Beliau saw bersabda: ”Apa yang telah  Anda lakukan dengan darah itu?” . Jawab Abdullah bin Zubair: “Sudah aku bawa ke tempat yang sepi yang sekiranya aku yakin tidak seorang pun yang melihatku”.Beliau saw berabda: “Barangkali darah itu Anda minum?”. “Benar, aku minum”, pengakuannya. Beliau saw bersabda: “Kenapa kau lakukan? Celakalah orang-orang yang meniru kelakuanmu, dan celakalah Anda yang meniru perbuatan mereka!”.

  Abu Musa Al-Asy’ary menjelaskan bahwa ‘Ashim pernah berkata, “Para sahabat mengetahui bahwa kekuatan yang ada pada diri Abdullah bin Zubair adalah berkat ia meminum darah Rasulullah saw”. Demikianlah yang dituturkan didalam kitab Al-Ishabah juz 2, hal. 310. Sementara Al-Hakim menuturkan riwayat tersebut didalam kitabnya pada juz 3, hal. 554. At-Thabrany juga demikian. Al-Haitsamy didalam kitabnya, juz 8, hal. 270 mengatakan: “Hadis ini diriyawatkan oleh At-Thabrany dan Al-Bazzar secara ringkas. Para perawi hadis Al-Bazzar adalah perawi  hadis shahih, kecuali Hunaid bin al-Qasim, akan tetapi ia seorang yang Tsiqah”. 

Menurut riwayat Abu Na’Imam didalam kitabnya, Al-Haliyyah, juz 1, hal. 32, dari Kisan, salah seorang pelayan Abdullah bin Zubair, bahwa Salman bermaksud datang ke rumah Rasulullah saw, di tengah jalan ia berpapasan dengan Ibnu Zubair yang membawa baskom dan meminum isinya. Selanjutnya Ibnu Zubair masuk ke rumah beliau saw, maka bersabda beliau : “Sudah Anda laksanakan!”. “Sudah”, jawabnya. Salman bertanya kepada beliau saw : “Apa yang sudah dilaksanakannya, wahai Rasulullah!”. Dia aku beri darah bekas bekamanku, agar di buang di tempat yang sepi”, jawab beliau. Salman mengatakan : “Lho, bekas darah bekaman tadi bukan dibuang, tapi justru ia minum! Demi Allah!”. Beliau saw bertanya kepada Abdullah bin Zubari : “Benarkah Anda meminumnya?”. “Benar, aku meminumnya”, jawabnya.“Kenapa Anda lakukan itu!” , tanya beliau. “Aku suka darah Rasulullah saw berada didalam perutku”,jawab Abdullah. Kemudian beliau saw bangkit dari tempat duduknya dan mengelus-elus kepala Abdullah dengan tangannya yang mulia seraya bersabda : “Celaka Anda yang meniru-niru kelakuan orang-orang, dan celakalah mereka yang meniru-niru perbuatan Anda. Api neraka tidak akan menyentuh Anda”.

Riwayat lainnya menuturkan bahwa Abdullah bin Zubair sewaktu selesai meminumnya, Rasulullah saw bersabda kepadanya : “Apa sebenarnya yang mendorong Anda melakukannya?”. Dia jawab, “Saya tahu bahwa darah engkau tidak akan tersentuh api neraka jahannam. Karenanya, aku minum saja darah engkau”. Beliau saw  berkomentar : “Celaka Anda yang meniru perbuatan orang-orang”.

Menurut Ad-Dainury, didalam riwayat dari Asma’ binti Abu Bakar ra terdapat teks hadis yang berbunyi : “Api tidak akan menyentuhmu”. Dan didalam kitab Al-Jauhar al-Maknun fi Dzikr al-Qabail wal Buthun, dituturkan bahwa setelah Abdullah bin Zubair meminum darah Rasulullah saw, mulutnya berbau harum seperti minyak misik, dan bau itu tetap semerbak didalam mulutnya  sampai meninggalnya. Demikianlah yang dijelaskan al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalany didalam kitabnya,  Al-Mawahib al-Laduniyyah.

 Kisah Sufainah. Ia adalah seorang pelayan Rasulullah saw. At-Thabrany mengetengahkan riwayat dari Sufainah, bahwa Rasulullah saw berbekam, kemudian menyuruh Sufainah : “Ambillah darah ini dan tanamlah, agar darah ini tidak diminum lalat, burung atau manusia!”. Setelah darah tersebut ia baw pergi, lalu ia minum sendiri. Selanjutnya ia menceritakan perbuatannya itu kepada beliau saw dan beliau tertawa. Riwayat ini dinukil oleh Al-Haitsamy didalam kitabnya, juz 8, hal. 280, disertai komentar : “Para perawi hadis At-Thabrany Tsiqah semua”.

Kisah Malik bin Sinan. Didalam kitab Sunan Sa’id bin Manshur, dari jalan ‘Amr bin as-Saib. Dituturkan bahwa Malik bin Sinan, ayahnya Abu Sa’id al-Khudry, pernah menyedot darah dari wajah Rasulullah saw yang mengalami luka pada perang Uhud, sampai bagian yang terluka terlihat berwarna keputih-putihan. Beliau saw memerintahkan ia agar memuntahkan darah yang ia sedot itu, namun ia justru menjawab : “Tidak akan aku muntahkan selamanya!”, lalu ia telan saja darah itu kedalam perutnya. Beliau saw bersabda: “Barangsiapa yang ingin melihat calon penghuni surga, pandanglah orang ini!”. Tak lama kemudian, Malik bin Sinan gugur di tengah berkecamuknya perang Uhud sebagai syuhada’.

At-Thabrany juga meriwayatkan riwayat di atas, hanya saja ada tambahan teks hadis : “Barangsiapa yang mencampur darahku dengan darahnya, maka ia tidak akan tersentuh api neraka”. Al-Haitsamy berkomentar : “Aku tidak melihat seorang pun didalam isnad-nya yang bersepakat menganggap riwayat itudha’if”.

Demikian pula Sa’id bin Manshur juga meriwayatkan hadis, bahwa Rasulullah saw bersabda : “Barangsiapa yang ingin memandang orang yang telah mencampur darahku dengan darahnya, maka pandanglah Malik bin Sinan”.

Kisah Seorang Budak milik orang quraisyIbnu Hibban didalam kitabnya, Adh-Dhu’afa’,menuturkan suatu riwayat dari Abbas bin Abdulmuthalib ra, bahwa ada seorang budak milik orang Quraisy yang sedangmembekam Rasulullah saw. Setelah selesai, ia mengambil darah beliau dan membawanya pergi ke kebun. Setelah merasa tidak ada seorang pun yang melihatnya, ia lalu meminumnya sampai habis. Kemudian ia kembali ke tempat semula sambil memandangi wajah beliau saw. Beliau bersabda : “Celaka, apa yang baru saja Anda lakukan dengan darah itu?”. Aku sembunyikan di balik tembok”, jawabnya.Sekali lagi beliau saw bertanya : “Di mana Anda sembunyikan?”. Dia secara jujur menjelaskan : “Wahai Rasulullah saw! Akuhirup  darahmu dan aku tumpahkan kedalam bumi, yakni kedalam perutku ini”.Kemudian beliau saw bersabda : “Pergilah. Dirimu akan terpelihara dari neraka!”. Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalany juga menuturkan riwayat tersebut didalam kitabnya, Al-Mawahib al-Laduniyyah.




Bertabarruk Dengan Air Seni Rasulullah SAW


Kisah dari Barkah raseorang pelayan Ummu Habibah ra. Ibnu Hajar Al-Asqalany menuturkan bahwa Abdurrazzaq meriwayatkan suatu hadis dari Ibnu Juraij yang menjelaskan bahwa Rasulullah saw pernah membuang air seninya didalam sebuah gelas logam, lalu beliau sembunyikan di bawah kolong tempat tidurnya, dan terus keluar rumah. Tak lama kemudian beliau saw kembali ke tempat semula, dan ternyata gelas tadi tidak ada di tempat. Beliau saw kemudian bertanya kepada Barkah, pelayan Ummu Habibah yang baru saja datang dari Habasayah bersamanya : “Tahukah kamu, dimana gelas berisi air seniku yang aku sembunyikan di bawah kolong tempat tidur?”. Sudah aku minum!”, jawabnya. Rasulullah saw lalu bersabda kepadanya : “Semoga kamu sehart, wahai Ummu Yusuf”. Ummu Yusuf adalah nama panggilan Barkah. Sepanjang hidupnya, ia memang tidak pernah sakit, kecuali sakit beberapa saat menjelang wafatnya. (Lihat kitab At-Talkhish al-Kabir fi takhrij Ahadits ar-Rafi’iy al-Kabir, juz 1, hal. 32  dan kitabSyarh as-Suyuthy ‘ala Sunan an-Nasa’iy, juz 1, hal. 32).

Kisah Ummu Aiman raAl-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalany didalam kitabnya, Al-Mawahib al-Laduniyyah, menuliskan bahwa Al-Hasan bin Sufyan didalam Musnad-nya; Al-Hakim ; ad-Daruquthny; At-Thabrany dan Abu Naim meriwayatkan suatu hadis dari Abu Malik an-Nakha’iy, dari Al-Aswad, dari Ummu Aimah, bahwa ia bercerita : “Pada suatu malam, Rasulullah saw bangun dari tempat tidurnya menuju ke samping rumah, lalu membuang air kecilnya di dalam sebuah gerabah atau tembikar. Tak lama kemudian, aku pun bangun dari tidurku dalam keadaan sangat haus, lalu aku minum saja air yang ada di gerabah tersebut. Aku tidak merasa bahwa yang baru saja aku minum tadi adalah air seni beliau saw dan aku baru sadar kalau yang aku minum itu air seni setelah pagi hari beliau saw  memerintahkan aku : “Hai Ummu Aiman! Tolong buangkan air seniku yang ada didalam gerabah itu”. Langsung aku jawab: “Wahai Rasulullah! Demi Allah. Air itu sudah aku minum tadi malam”. Beliau saw lantas tertawa sampai gigi gerahamnya terlihat, terus bersabda : “Demi Allah! Perutmu mulai saat ini tidak akan pernah sakit”.

Kisah Sarah,  pelayan Ummu Salamah ra. At-Thabrany mengetengahkan hadis dari Hakimah binti Umaimah ra, bahwa ibunya pernah bercerita : “Rasulullah saw memiliki gelas terbuat dari perak. Pada suatu hari, beliau saw membuang air seninya didalam gelas tersebut, lalu beliau letakkan di bawah kolong tempat tidurnya (dan keluar rumah). Pada suatu ketika, beliau saw mencari gelas tersebut, namun tidak ditemukannya, kemudian bertanya kepada orang yang di situ : “Di mana gelas yang aku letakkan di bawah tempat tidurku?”. Mereka jawab : “Isinya diminum Sarah, pelayan Ummu Salamah yang baru saja datang dari Habasyah bersamanya”. Beliau saw bersabda : “Dia menar-benar terhalang dari tirai yang sangat kuat dari api neraka”.  Al-Haitsamy didalam bukunya pada juz 8, hal. 271 berkomentar : “Para perawi hadis tersebut adalah perawi hadis shahih, selain Abdullah bin Ahmad bin Hambal. Sementara Hakimah adalah seorang yang Tsiqah”.




Komentar Para Ulama
 a). Imam Muhyiddin an-Nawawy didalam kitab Syarh Al-Muhadz-dzab berkomentar : “Orang yang menganggap sucinya darah dan air seni Rasulullah saw beralasan dengan hadis yang disebutkan di muka, bahwa Abu Thayyibah al-Hijam membekam Rasulullah saw, kemudian darahnya ia minum. Beliau saw ternyata tidak mengingkari perbuatan Abu Thayyibah. Demikian pula seorang wanita yang pernah meminum air seni beliau saw, dan beliau saw tidak mengingkarinya. Riwayat Abu Thayyibah bernilai Dha’if,sementara hadis mengenai meminum air seni bernilai shahih seperti yang dijelaskan oleh ad-Daruquthny : “Hadis ini Hasan Shahih”. Kisah tentang sucinya darah dan air seni beliau saw ini dapat dijadikan sebagai dalil untuk mengkiaskan apa saja  yang keluar dari tubuh beliau saw.


b). Imam Badruddin Al-‘Ainy, pensyarah kitab Shahih Al-Bukhary, didalam kitabnya yang sangat terkenal  “’Umdatul Qary”, juz 2, hal. 35 berkomentar : “Adapun mengenai rambut Rasulullah saw yang dimuliakan dan diagung-agungkan itu adalah keluar dari isi kandungan hadis ini”.

Perlu kami sebutkan di sini tentang pendapatnya Al-Mawardy mengenai rambut Rasulullah saw: “Pendapat yang benar adalah memastikan tentang kesuciannya. Ini menunjukkan bahwa para ulama ada yang memiliki pendapat selain itu”. Na’udzu billahi min dzalik.

Badruddin Al-‘Ainy menegaskan lagi, banyak hadis-hadis yang menuturkan bahwa sekelompok sahabat meminum darah Rasulullah saw, di antaranya adalah Abdullah bin Zubair dan Abu Thayyibah al-Hijam, seorang pelayan orang Quraisy. Selain itu telah diriwayatkan bahwa Ummu Aiman pernah meminum air seni Rasulullah saw (HR Al-Hakim, At-Thabrany dan Abu Naim), juga sayyidina Ali pernah meminum air seni beliau saw. Sementara itu, At-Thabrany menuturkan suatu riwayat didalam kitabnya, Al-Ausath, yang menjelaskan bahwa Salma, isterinya Abu Rafi’, pernah meminum sebagian sisa air seni beliau saw, kemudian beliau bersabda : “Semoga Allah swt mengharamkan badanmu dari api neraka”.

    c). Ibnu Hajar Al-Asqalany didalam kitabnya, Al-Mawahib al-Laduniyyah, mengomentari pendapatnya Imam An-Nawawy dari Al-Qadhy Husain : “Pendapat yang benar adalah kepastian sucinya seluruh apa saja yang keluar dari tubuh Rasulullah saw. Hal ini persis sama dengan pendapat Abu Hanifah yang dituturkan oleh Badruddin Al-‘Ainy”. Ibnu Hajar Al-Asqalany mengatakan lagi : “Cukup banyak dalil-dalil yang menunjukkan kesucian apa saja yang keluar dari tubuh Rasulullah saw. Bahkan para Imam Hadis menganggapnya sebagai salah satu kekhususan beliau saw”.


========================================


*) Sumber : Diambil dari salah satu bagian dari kitab :
Judul Asli
مفـاهـيم يجب أن تـصحح
Penulis
: Prof. DR. Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki
Alih Bahasa
: Achmad Suchaimi
Judul Terjemahan
: Pemahaman Yang Perlu Diluruskan (PYPD)
Kisah Legenda Setan Kober

Pada masa Brawijaya 1 sampai turun ke 4 tahta selanjutnya, tatkala sir wingit telah merasuki tubuh makhluk hidup dan keseimbangan bathin sudah diambang keumuman, saat itulah kesaktian bentuk ilmu bagian dari kehidupan manusia hingga suatu keterbatasan tidak lagi menjadi penghalang. Terciptalah zaman di mana manusia dan makhluk tak kasat mata saling berkomunikasi secara bebas. Wahyu ning zaman para Dewa, menjadikan masa kala itu disebut kejawen jawi, yang mengedepankan makna keluhuran bagi umat manusia.

Perjalanan pulau Jawa, sejak zaman sanghiyang Bangau (sebelum masa WaliSongo) seluruh peradaban manusia pada masa itu terbagi menjadi tiga golongan, Manusia, Lelembut, dan Siluman dari bangsa seleman. Dari seluruh golongan ini akhirnya terpecah menjadi dua bagian yaitu, aliran putih dan hitam. Kisah terbaginya golongan ini pada akhirnya mendatangkan peperangan hingga turun sampai ke zaman di mana WaliSongo, dilahirkan.

Tersebutlah nama dari sekian banyaknya para tokoh sakti beraliran hitam kala itu "Setan Kober" sosok setengah siluman yang banyak membawa risalah pertumpahan darah bagi seluruh umat manusia. Setan Kober, nama yang sangat melegendaris bagi seluruh aliran hitam sejak kerajaan Majapahit pertama didirikan. Bercerita tentang ilmu kesaktian, beliau belum pernah terkalahkan oleh siapapun juga pada masa kejayaannya, Setan Kober, telah menunjukkan pada dunia bahwa dirinya pernah menjabat sebagai guru besar tujuh aliran sekaligus selama 473 tahun lamanya. Di antara tujuh aliran yang dimaksud adalah, bangsa manusia, lelembut dari alam laut, bangsa jin segala penjuru alam, bangsa togog dari zaman purwacarita, bangsa siluman seleman, bangsa perkayang bumi lapis tiga dan bangsa ngahyang.

Asal usul Setan Kober, terlahir dari seorang Banaspati agung di zaman purwacarita sepuluh bernama, Raja Lautan, berasal dari keturunan siluman selemen / bangsa api. Dari hikayat yang ada, Raja Lautan, pernah dikalahkan satu kali dalam hidupnya oleh Nabiyullah Hidir AS, dimasa kejayaan Alexandria Agung. Sebuah kontemplasi yang Misteri lakukan, ternyata Setan Kober, mempunyai tempat tinggal selayaknya manusia pada umumnya, yaitu, di dalam hutan Panji, didaerah perbatasan antara Cibogo, Benda Kerep, dan pemahaman ini pernah juga tersirat dalam bukunya RA, Suladiningrat Kesepuluhan, yang berjudul "Babad Tanah Cirebon". Bercerita tentang rumah Setan Kober, hampir keseluruhan bangunannya terbuat dari tulang belulang binatang dan manusia. Dan dibelakang rumahnya berdiri kokoh satu pendopo yang terbuat dari beraneka tulang macan, kujang, kerbau dan singa. Kesehariannya, beliau lebih banyak menghabiskan waktunya di pendopo untuk mengajarkan beragam ilmu kepada muridnya yang berasal dari beragam golongan dan bila waktu senggang, beliau banyak mengarahkan waktunya untuk menciptakan bilahan keris sakti mandraguna, dan keris buatannya sampai kini masih banyak dimiliki sebagian ahlul bathin.

Seperti halnya gambar keris diatas, keris ini buatan asli tangan Setan Kober, yang beliau berikan pada Pangeran Arya Panangsang, sebelum belaiu terbunuh oleh Jaka Tingkir, dan pada perang gerilya Indonesia, lewat sebuah hawatir akhirnya keris ini diberikan kepada pangeran Diponogoro, dan baru muncul kembali setelah sekian lama menghilang ditahun 2007, kini keris ini masih dilestarikan sebagai sarana derajat dalam pemilihan seorang pemimpin. Di masa raja Jawa, nama Setan Kober, selalu disebut-sebut sebagai orang nomor satu dunia persilatan, beliau kerap menjadi jawara pilih tanding yang banyak dimanfaatkan oleh para raja Jawa sebagai pembunuh bayaran. Bahkan dimasa Brawijaya ke-5, beliau kerap menjadi ahli strategi perang istana Majapahit, dalam mengalahkan ratusan panglima pilihan seluruh kerajaan yang ada di belahan dunia. Baru namanya surut dan akhirnya ngahyang selamanya, akibat perasaan malu setelah beliau dikalahkan oleh jawara sakti pangeran Suto Wijaya Gebang. Bagaimana kisah ini bisa terjadi ? Inilah simakannya.

Dimasa perang antara Majapahit dan Demak Bintiri, yang pada saat itu rajanya bernama Raden Fatah, dengan dibantukan 101 Waliyullah, dibawah komando panglima besar Sunan Kudus. Tujuh belas tahun, dua kerajaan ini pernah terlibat sengit dan 24 kali mereka bertemu dalam peperangan hebat, 18 kali Majapahit menyerang Demak, dan 6 kali Demak balik menyerang Majapahit. Wilayah yang pernah menjadi pertumpahan darah antara Majapahit dan Demak Bintoro, diantaranya, Magelang, Sragen, Banyu Wangi, Kudus, Klaten, Tidar, Madura, Lasem, Purwo Rejo, Yogya, Batang, Semarang dan Surabaya. Dengan strategi yang matang, Setan Kober, yang kala itu menjadi bagian kerajaan Majapahit, mulai menyebar aksinya dibeberapa pelosok desa terpencil dengan cara membunuh satu persatu para jawara Islam yang dianggapnya telah berkomplot dengan kerajaan Demak Bintoro.

Bahkan disamping lainnya Setan Kober, mulai menyusun kekuatan dengan mendatangi dedengkot aliran hitam dipenjuru pelosok desa, diantara nama aliran hitam yang pernah bergabung dengannya, Pangeran Tepak Palimanan, Pangeran Telaga Herang, Pangeran Ucuk Umum Banten, Pangeran Lodaya Indramayu, sebelum masuk Islam, Pangeran Samber Nyawa dari daerah Cuci Manah, Pangeran Kebo Kinabrang dari gunung Tangkuban Perahu, Ki Gede Jalu, dari Brebes, Ki Gede Kapetakan, Ki Gede Lewimunding, Ki Gede Tegal Gubug, sebelum masuk Islam, Ki Gede Purba Lanang, siluman air daerah gunung Tidar Jateng, Ki Janggala Wesi, dari siluman seleman, dan lainnya. Pada perang ke 17, kerajaan Islam Jawa, pernah dikalahkan dengan terbunuhnya beberapa Waliyullah, diantaranya Sunan Udung, Sunan Pajang, Sunan Beling, Sunan Persik, Sunan Odong, Sunan Rohmat, Sunan Qoyyim dan Sunan Menjangan atau Pangeran Sambar Nyawa. Namun dalam sejarah lain menyebutkan, kekalahan Islam pada waktu itu akibat bangsa Waliyullah, tidak semuanya turun ke medan laga dikarenakan mereka sedang berkabung atas wafatnya Sunan Ampel, salah satu WaliSongo, sehingga kala itu para Waliyullah, lebih banyak ta’ziah datang ke daerah Ampel.

Di lain pihak setelah kekalahan Islam mulai menjadi buah bibir dikalangan masyarakat luas, Sunan Gunung Jati, Pangeran WalangSungsang, Sunan KaliJaga, Sunan Kudus dan Sulthan Hasanuddin Banten, mulai merapatkan barisan dengan memilih diantaranya untuk mencari beberapa tokoh aliran hitam. Pada masa itu yang diutus untuk menandingi kesaktian aliran hitam diantaranya, pangeran WalangSungsang atau Mbah Kuwu Cakra Buana, Sunan KaliJaga, pangeran Arya Kemuning, Syeikh Muhyi muda Tasik, Nyaimas Gandasari, Panguragan, Syeikh Suto Wijaya Gebang, pangeran Hasanuddin Banten, Syeikh Sapu Jagat dan Syeikh Magelung Sakti.

Lewat mandat Sunan Gunung Jati, mereka bergerak dengan cara terpisah, dan lewat perjalanan panjang selama tujuh tahun lamanya, mereka akhirnya bisa menaklukkan seluruh bangsa aliran hitam. Namun hal semacam itu bukan berarti mereka mudah menandingi ilmu dedengkot para aliran hitam melainkan butuh perjuangan dan kesiapan matang, sebab dalam menjalankan tugas ini mereka juga pernah dikalahkan sewaktu duel kesaktian bersama dedengkot aliran hitam.

Seperti pangeran Arya Kemuning misalnya, beliau pernah berhadapan dengan dedengkot aliran hitam pangeran Telaga Herang, namun dalam adu kesaktian Arya Kemuning bisa dikalahkan dengan mudah, baru saat perang tanding dengan Syeikh Muhyi muda Tasik, pangeran Telaga Herang, kalah telak dan akhirnya ngahyang sampai sekarang. Juga Nyimas Gandasari, yang kala itu ditugaskan untuk menangkap pangeran Ucuk Umum, beliau kalah dalam adu kesaktian, baru tatkala Mbah Kuwu Cakra Buana, turun ke laga, pangeran Ucuk Umun, bisa dikalahkan dan akhirnya ngahyang selamanya, kisah ini terjadi di pantai Karang Bolong Banten.

Sunan KaliJaga, beliau pernah dikalahkan oleh pangeran Tepak Palimanan, dalam penaklukkan wilayah Cirebon, kekalahan Sunan KaliJaga, akibat campur tangan Prabu Siliwangi, dan baru setelah kedatangan pangeran Arya Kemuning dan Mbah Kuwu Cakra Buana, pangeran Tepak Palimanan, bisa terbunuh dengan kepala terpotong dari raganya, kisah ini terjadi dipuncak bukit Palimanan, yang bernama gunung Tugel. Kembali ke cerita asal, pertempuran antara pangeran Suto Wijaya Gebang, dengan Setan Kober, di daerah hutan Pranji, tidak bisa dihindarkan lagi, kedua musuh bebuyutan ini saling mengerahkan kesaktiannya hingga sampai 40 hari lamanya.

Dalam perkelahian panjang ini akhirnya dimenangkan oleh pangeran Suto Wijaya, sehingga Setan Kober, akhirnya ngahyang dihutan Pranji, selamanya. Kisah terkalahkannya Setan Kober, akhirnya jadi perbincangan orang banyak sehingga Mbah Kuwu Cakra Buana, selaku gurunya sangat khawatir. Pasalnya sejak kejadian itu pangeran Suto Wijaya, diangkat menjadi seorang pemimpin oleh seluruh bangsa gaibiah sehingga Mbah Kuwu Cakra Buana, merasa takut ilmu yang beliau berikan selama ini disalah gunakan oleh murid-muridnya.

Dalam sejarah babad tanah Jawa, ilmu pangeran Suto Wijaya Gebang, satu-satunya Ilmu paling ditakuti oelh seluruh bangsa siluman atau gaibiyah, ilmu yang dimilikinya adalah "Syahadat Majmal" dimana ilmu ini dibacakan maka seluruh gaibiyah yang ada akan mengikuti ucapan kita, bahkan dalam perang tanding melawan Setan Kober, ilmu inilah yang menjadi andalannya hingga Setan Kober sendiri, harus menerima kekalahannya dengan tubuh terbakar. Dalam kisah lain diceritan, setelah satu tahun Setan Kober, dikalahkan, pangeran Suto Wijaya Gebang, bilau akhirnya dipanggil menghadap Mbah Kuwu Cakra Buana, ‘Andika, bagaimanapun  juga dirimu telah menjadi orang yang ditakuti seluruh makhluk tak kasat mata, namun menurutku, jauhkan ilmu itu sehingga antara manusia dengan bangsa gaib ini tetap lestari selamanya, sebab kasian bagi yang lain, dengan adanya ilmu yang andika miliki sekarang, maka seluruh bangsa gaib akan punya batasan tertentu yang menjadikan mereka percaya hanya pada Andika".

Dengan patuh pangeran Suto Wijaya mengiyakannya, tanda beliau setuju dengan ucapan gurunya. Namun lain sifat lain pula kenyataannya. Ya… Benar juga ucapan Mbah Kuwu Cakra Buana, walau pangeran Suto Wijaya, sudah menerima atas mandat gurunya akan tetapi para muridnya yang berasal dari bangsa siluman dan gaib lainnya, hanya tunduk pada majikannya bukan pada orang lain sehingga walau Mbah Kuwu Cakra Buana, adalah gurunya pangeran Suto Wijaya, dengan cara sembunyi tangan akhirnya mereka tidak menerima pengakuan Mbah Kuwu Cakra Buana, dengan cara menyerang seluruh kerathon Pakung Wati Cirebon. Dalam hal ini Mbah Kuwu Cakra Buana, tidak tinggal diam, beliau langsung menghadapinya dengan pusaka "Golok Cawang" dan akhirnya seluruh bangsa gaib bisa dikalahkan dengan mudah.

Dengan kejadian ini Mbah Kuwu Cakra Buana, akhirnya menciptakan satu ilmu tandingan yaitu, Qutho Qosot, yang bertajuk: "Syetan, jin, perkayang, dedemit, lelembut dan lainnya akan tunduk atas namaku" dan sebelum kisah ini berakhir ada baiknya kita semua tahu bahwa, walau Setan Kober, telah ngahyang selamanya, namun beliau telah mempunyai satu putra sebagai generasi penerusnya yaitu "Banaspati" yang kini masih menjadi prokontra kalayak ahli bathin.